“Hari Raya Ketupat” Wisata Budaya dan Wisata Religi
Lebaran Ketupat atau yang sering disebut dengan Kupatan ini merupakan salah satu event tahunan yang ada di Kabupaten Trenggalek, tak terkecuali tahun ini. Lebaran Ketupat (Kupatan) 1439 H, Jumat (22/6) ini telah berhasil memikat antusias masyarakat lokal maupun masyarakat luar Kabupaten Trenggalek untuk hadir dalam kemeriahannya.
Lebaran Ketupat ini memiliki tradisi yang unik didalamnya, salah satunya adalah arak-arakan Ketupat yang dimulai dari pondok Babul Ulum dan berakhir di pondok Babul Ulum pula. Setelah selesai proses arak arakan, gunungan ketupat dan beberapa jajanan pasar diperebutkan oleh masyarakat sekitar untuk dimakan di tempat ataupun dibawa pulang. Lebaran Ketupat di Durenan dihadiri oleh Emil Elestianto Dardak beserta istri Arumi Bachsin, H. Moch. Nur Arifin beserta para anggota Forkopimda, Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat serta beberapa kepala OPD.
Perayaan hari kupatan sejarahnya berasal dari keluarga Mbah Mesir. Perayaan ini merupakan salah satu momen yang ditunggu tunggu untuk melengkapi puncak di hari Kemenangan hari raya Idul Fitri dan sebagai ajang silaturahim bagi masyarakat dengan saling berkunjung ke rumah warga, sanak saudara, tetangga sambil menikmati sajian khas Kupatan yaitu Ketupat dengan sayur lodeh dan berbagai lauk pauk.
Tradisi Kupatan ini merupakan salah satu kebudayaan khas kabupaten Trenggalek yang diharapkan mampu menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat luar kota untuk lebih mengakrabkan serta melestarikan keberagaman budaya, keunikan dan gotong royong diantara warga sekitar.